Nama : Dimas Prayogo
Kelas : 1 KB 05
NPM : 22112142
PENDAHULUAN
Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan
dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi
pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat
beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman
tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan
pengembangan generasi muda.
Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di
lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula
dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa
disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak
anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
jadi jelaslah sekarang keragaman pemuda Indonesia dilihat dari kesempatan
pendidikannya serta dihubungkan dengan keragaman penduduk dalam suatu wilayah,
maka proses sosialisasi yang dialami oleh para pemuda sangat rumit. Sehubungan
dengan perkembangan individu pemuda itu sendiri dan dalam rangka melepaskan
diri dari ketergantungan pada orang tua, maka pengalaman-pengalaman yang
dialainya itu kadang membingungkan dirinya sendiri.
Sosialisasi Pemuda
Melalui proses sosialisasi, seorang
pemuda akna terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan
demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi,
seseorang menajdi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah
masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi
manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi
dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang
membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup
dan bagaimana cara berpikir kelompoknya gar dapat berperan dan berfungsi dalam
kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari
anggota masyarakat dan hubungannya degnan sistem sosial.
Proses sosialisasi banyak ditentukan
oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan
inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa
individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok
melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian
dan kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu prosuk sosialisasi,
merupakan kesadaran terhadap diri sendri dan memandang adanya pribadi orang
lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan
“aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari. Asal mula timbulnya kedirian :
1.
Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan
cara orang lain memandang dan memperlakukan dirinya. Misalnya ia tidak disukai,
tidak dihargai, tidak dipercaya; atau sebaliknya, ida disayangi, baik budi
dandapt dipercaya
2.
Dalam proses sosialisasi juga
membentuk kedirian yang ideal. Orang bersangkutan mengetahui dengan pasti
apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk
kedirian ini berguna dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma
sosial
Bertitik tolak
dari pengertian pemuda, maka sosialisasi pemuda dimulai dari umur 10 tahun
dalam lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, dan jalur organisasi formal atau
informal untuk berperan sebagai mahluk sosial, mahluk individual bagi pemuda
Thomas Ford Hoult, menyebutkan bahwa proses sosialisasi adalah proses belajar
individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang terdapatdalam
kebudayaan masyarakatnya. Menurut R.S. Lazarus, proses sosialisasi adalah
proses akomodasi, dengan mana individu menghambat atau mengubah impuls-impuls
sesuai dengan tekanan lingkungan, dan mengembangkan pola-pola nilai dan tingkah
laku-tingkah laku yang baru yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat
INTERNALISASI,
BELAJAR DAN SPESIALISASI
Ketiga kata atau istilah tersebut pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir
sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. istilah
internasilasasi lebih ditekankan pada norma-nroma individu yang
menginternasilasikan norma-norma tersebut. Istilah belajar ditekankan pada
perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh
seorang individu. istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yagn telah
dimiliki oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak
panjang dan lama.
Desakan penuh
dengan ketegangan –ketegangan sosial. Gejala-gejala
sosial yang sering diistilahkan dengan :
- konflik
- kontraversi
- kompetisi
- kegiatan pada masyarakat
pedesaan
PEMUDA DAN SOSIALISASI
PENGERTIAN PEMUDA
Pemuda adalah golongan manusia
manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih
baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah
berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama
bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya
tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.
Proses kehidupan yang dialami oleh
para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat
hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah
sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan
terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
jadi jelaslah sekarang keragaman
pemuda Indonesia dilihat dari kesempatan pendidikannya serta dihubungkan dengan
keragaman penduduk dalam suatu wilayah, maka proses sosialisasi yang dialami
oleh para pemuda sangat rumit. Sehubungan dengan perkembangan individu pemuda
itu sendiri dan dalam rangka melepaskan diri dari ketergantungan pada orang
tua, maka pengalaman-pengalaman yang dialainya itu kadang membingungkan
dirinya sendiri.
Pemuda Indonesia
Pemuda dalam pengertian adalah
manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia ini sehubungan dengan adanya
program pembinaan generasi muda pengertian pemuda diperinci dan tersurat dengan
pasti. Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai
berikut :
Masa
bayi
: 0 – 1 tahun
Masa
anak
: 1 – 12 tahun
Masa
Puber
: 12 – 15 tahun
Masa
Pemuda : 15 – 21 tahun
Masa
dewasa : 21 tahun
keatas
Dilihat dari segi budaya atau
fungsionalya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian
sebagia berikut :
Golongan
anak : 0 – 12 tahun
Golongan
remaja : 13 – 18 tahun
Golongan dewasa : 18 (21)
tahun keatas
Usia 0-18 tahun adalah merupakan
sumber daya manusia muda, 16 – 21 tahun keatas dipandang telah memiliki
kematangan pribadi dan 18(21) tahun adalah usia yagn telah diperbolehkan untuk
menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta
Dilihat dari segi ideologis politis,
generasi muda adalah mereka yang berusia 18 – 30 – 40 tahun, karena merupakan
calon pengganti generasi terdahulu. Pengertian pemuda berdasarkan umur dan
lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu
:
- siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku
sekolah
- Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan
tinggi dan akademi
- Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan
tinggi yaitu mereka yang berusia 15 – 30 tahun keatas.
Akan tetapi, apabila melihat peran
pemuda sehubungan dengan pembangunan, peran itu dibedakan menjadi dua yaitu
- Didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri
dengan tuntutan-tuntutan lingkungan. Pemuda dalam hal ini dapat berperan
sebagai penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang berlaku
- Didasarkan atas usaha menolak menyesuaikan diri
dengan lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat dirinci dalam tiga
sikap, yaitu : pertama jenis pemuda “pembangkit” mereka adalah
pengurai atu pembuka kejelasan dari suatu masalah sosial. Mereka
secara tidak langsung ktu mengubah masyarakat dan kebudayaan. Kedua pemuda
pdelinkeun atau pemuda nakal. Mereka tidak berniat mengadakan perubahan,
baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi hanya berusaha memperoleh
manfaat dari masyarakat dengan melakukan tidnakan menguntungkan bagi
dirinya, sekalipun dalam kenyataannya merugikan. Ketiga, pemuda radikal.
Mereka berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat
cara-cara radikal, revolusioner.
Kedudukan pemuda dalam masyarakat
adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial. Artinya beretika, bersusila,
dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan pengoreksi. Sebagai
mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup bersama-sama,
dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup
yagn dianut masyarakat. Sebagai mahluk individual artinya tidak melakukan
kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab terhadap diri
sendiri, terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang maha Esa.
PENGERTIAN SOSIALISASI
Istilah sosialisasi sudah familiar
juga. Banyak orang menggunakannya untuk berbagai keperluan. Sampai saat ini
masih saja banyak orang yang latah menggunakan kata yang satu ini, karena tidak
pas penggunaannya. Sama saja halnya dengan orang memakai cincin. Memang cincin
di pasangkan pada jari tanggan. Akan tetapi ada saja orang memasangnya pada
jari telunjuk atau ibu jari. Pada hal sebaiknya, agar indah dipandang tentunya
dipasang pada jari manis.
Dalam tulisan pendek ini akan
dijelaskan pengertian dasar dari kata sosialisasi. Kata sosialisasi berasal
dari kata sosial. Kata “sosial” digunakan untuk menunjukan sifat dari
makhluq yang bernama manusia. Sehinga munculah ungkapan “manusia adalah
makhluq sosial”. Unkapan ini berarti bahwa mnusia harus hidup
berkelompok atau bermasyarakat. Mereka tidak dapat hidup dengan baik kalau
tidak berada dalam kelompok atau masyarakat. Dengan kata lain untuk hidup
secara memadai dia harus berhubungan dengan orang lain. Masing-masing manusia
(orang) saling membutuhkan pertolongan sesamanya.
Di dalam hubungan antara manusia
dengan manusia lain yang paling penting proses terjadi adalah suatu
reaksi yang menyebabkan munculnya berbagai tindakan. Reaksi itu disebut
dengan proses sosial. Proses sosial itu terjadi disebabkan karena dalam
tiap-tiap diri mausia Allah telah menanamkan mawaddah dan rahmah.
Mawaddah adalah perasan atau
keinginan yang berupa harapan. Setiap orang memiliki
harapan-harapan terhadap orang lain, terutama yang terdekat dengan dia. Seperti
harapan tidak disakiti, harapan untuk selalu membantu dan harapan lainnya.
Sebaliknya dalam tiap diri manusia itu ada sifat rahmah, dengan sifat ini
seseorang selalu membantu atau mengasihi orang lain terutama yang terdekat
dengan dia. Tiap orang selalu memberi atau mengasihi. Yang diberikan itu tentu
saja dalam pengertian luas, bisa berupa perlindungan atau tidak menyakiti atau
membantu meringankan kerja dan lain sebagainya. Makanya dengan sifat dasar dari
mnusia itu terjadilah interaksi. Dalam sosiologi biasa disebut dengan istilah
interaksi sosial.
Interaksi sosial dapat diartikan
sebagai hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara orang perorangan,
antara orang dengan kelompok dan juga antara kelompok dengan kelompok manusia
lainnya. Di dalam interaksi itu salah satu faktor yang sangat penting dalam
kelancaran dan kesuksesannya adalah komunikasi. Dengan menggunakan bahasa yang
sama maka proses komunikasi dalam berinteraksi akan terlaksana dengan mudah.
Pada prakteknya proses sosial ini
terjadi dapat dibagi dua bentuknya, pertama proses interaksi yang menjurus
kepada konflik. Dengan konflik orang-perorang bisa saja terjadi pertengkaran,
perkelahian dan dapat berakibat timbulnya perceraian atau perpecahan. Dan yang
kedua interaksi yang menjurus kepada kesepahaman dan persuadaraan atau
menghasilkan hubungan baik sesamanya.
Interaksi sosial yang kedua ini yang
mengantarkan seseorang kepada saling pengertian dan persaudaraan disebut
sebagai sosialisasi. Proses sosialisasi adalah proses penyesuaian diri. Dengan
kemampuan penyesuaian diri itulah orang dapat hidup dengan baik. Apa yang
terjadi atau yang dilakukan dalam proses sosialisasi itu ?
Pertama adalah proses belajar atau
belajar sosial, yaitu seseorang mempelajri berbagai macam peran sosial. Pada
peran sosial itu ada berbagai fungsi yang harus dijalankan, yakni fungsi
atau tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain atau kelompoknya. Peran
sosial merupakan pola-pola tingkah laku yang umum yang dilakukan oleh orang
yang mempunyai posisi sosial yang sama atau sederajat. Atau dengan kata lain
yang di pelajari adalah bentuk tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain atau mesyarakat. Juga termasuk mempelajari seluk-beluk bahasa yang
digunakan setiaap hari.
Di dalam proses belajar sosial
tersebut seseorang akan tahu dan memahami tingkah laku yang disukai atau
diharapkan dan yang ditolak oleh orang lain atau kelompoknya. Sebagai
contoh fungsi-fungsi orang tua selalu diharapkan oleh anak-anaknya. Berbicara
yang tidak menyakitkan hati selalu diharapkan oleh setiap orang. Demikian juga
dengan tingkah laku yang tidak diharapkan, mereka bersepakat didak
melakukannya. Juga bersama-sama menolaknya.
Dengan proses sosialisasi itu
seseorang akan mengenal dan memahami berbagai nilai dan norma yang ada di dalam
masyarakat. Dengan sosialisasi juga akan menimbulkan kesepakatan-kesepakatan
untuk bekerjasama. Mulai dari hal-hal sangat sederhana hingga persoalan
yang lebih kompleks. Sosialisasi dapat terlaksana seumur hidup, dalam hal
ini dapat saja berupa Pendidikan Seumur Hidup atau life long education. Dengan
pengertian lebih luas proses sosialisasi adalah proses belajar bergaul di dalam
masyarakat dan budaya tertentu.
Kedua, proses sosialisasi adalah
proses pembentukan sikap loyalitas sosial. Loyalitas sosial atau
kesetiaan sosial adalah perkembangan dari sikap saling menerima dan saling
memberi kearah ang lebih baik. Kita sangat mudah melihatnya
pembentukan kesetiaan sosial ini adalah dalam keluarga. Setiap anggota keluarga
selalu setia sesamanya. Di dalam kelompok dan masyarakat juga kesetiaan sosial
ini berkembang, sebagai dasar kesatuan dan persatuan dalam masyarakat. Dengan
kata lain kesetianan sosial berkembang mulai dari kelompok yang sederhan hingga
kelompok yang lebih luas.
Dalam tulisan ini saya samapikan ada
minimal tiga hal yang harus dilkukan agar tumbuh dan kembangnya sikap loyalitas
sosial ini yakni, pertama kita harus saling berkomunikasi baik dalam
keadaan berdekatan ataupun dalam keadaan berjauhan (tempat tinggal). Dengan
komunikasi yang teratur kita akan saling mengetahui kabar dan berita di antara
kita. Sakit atau senang diantara kita dapat dengan cepat kita mengetahuinya.
Kedua, sering bekerja sama
menyelesaikan berbagai persoalan hidup. Misalnya bergotong royang atau
melakukan arisan. Kerja sama dapat saja dilakukan dalam kelompok kecil(minimal
dua orang) atau pun dalam kelompok yang besar (yang jumlah anggotanya banyak).
Ketiga, dalam kehidupan atau
pergaulan sesama kita, sikap tolong menolong harus dikembangkan. Berbagai
kesulitan hidup yang kita alami pantas kita minta tolong kepada orang
lain atau teman. Begitu pula sebaliknya bila kawan kita yang mengalami
kesusahan wajib pula kita membantunya. Tentu saja dasarnya adalah suka saling
menerima dan member.
sumber : wikipedia.com