Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label Tugas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tugas. Tampilkan semua postingan

Tugas Proposisi dan Penalaran

Diposting oleh Unknown Senin, 23 Maret 2015 0 komentar

Nama : Dimas Prayogo
Kelas : 3 KB 05
NPM : 22112142

1. Proposisi

Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. [1] Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. Singkatnya, proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar atau salah.
1.1 Bentuk Proposisi

Bentuk proposisi dibagi menjadi 2, yaitu :
  • Tunggal : kalimat yang terdiri dari 1 subjek dan 1 predikat
contoh : Habibie terjatuh, Richard pergi
  • Majemuk : Kalimat Proporsisi yang terdiri dari 1 subjek dan lebih dari 1 predikat
contoh : Doni menaiki tangga dan membaca Koran, Rian memasak di dapur dan menyuapi anaknya

1.2 Jenis Proposisi

Berdasarkan sifat, proporsis dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
 
  • Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Contoh:
• Semua kursi di ruangan ini pasti berwarna coklat.
• Semua daun pasti berwarna hijau.
 
  • Kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan predikatnya.
Contoh proposisi kondisional:
• jika hari mendung maka akan turun hujan


2. Penalaran
 
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. 

2.1 Induktif
 
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab.

2.2 Deduktif

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.



Sejarah dan Keragaman Bahasa Indonesia

Diposting oleh Unknown Rabu, 29 Oktober 2014 0 komentar

SEJARAH BAHASA INDONESIA

Bahasa indonesia pada dasarnya berasal dari bahasa melayu, pada zaman dahulu lebih tepatnya pada zaman kerajaan sriwijaya bahasa melayu banyak digunakan sebagai bahasa penghubung antar suku di plosok nusantara. Selain itu bahasa melayu juga di gunakan sebagai bahasa perdagangan antara pedagang dalam nusantara maupun dari luar nusantara.

       Bahasa melayu menyebar ke pelosok nusantara bersamaan dengan penyebaran agama islam, serta makin kokoh keberadaan nya karena bahasa melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara karena bahasa melayu digunakan sebagai penghubung antar suku, antar pulau, antar pedagang, dan antar kerajaan.


      Bahas melayu mulai dipakai dikawasan Asia Tenggara sejak Abad ke-7. bukti-bukti yang menyatakan itu adalah dengan ditemukannya prasasti di kedukan bukit karangka tahun 683 M (palembang), talang tuwo berangka tahun 684 M (palembang), kota kapur berangka tahun 686 M (bukit barat), Karang Birahi berangka tahun 688 M (Jambi) prasasti-prasasti itu bertuliskan huruf pranagari berbahasa melayu kuno.

         Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa indonesia. (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).


        Dan baru setelah kemerdekaan Indonesia tepatnya  pada tanggal 18 Agustus Bahasa Indonesia diakui secara Yuridis. Secara Sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa Indonesia resmi di akui pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan butir ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”  Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia diakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah Kemerdekaan Indonesia.

Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia yaitu :
 
  1. Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdangangan.
  2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
  3. Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
  4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.

         Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa;
 
  1. Sumber dari bahasa indonesia adalah bahasa melayu
  2. Bahasa Indonesia secara sosiologis resmi digunakan sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928. Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia di akui setelah kemerdekaan Indonesia yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945.
  3. Bahasa Melayu di angkat menjadi bahasa indonesia karena bahasa melayu telah digunakan sebagai bahasa pergaulan (lingua franca) di nusantara dan bahasa melayu sangat sederhana dan mudah dipelajari serta tidak memiliki tingkatan bahasa.
SUMBER : http://www.seputarpendidikan.com/2014/03/sejarah-bahasa-indonesia.html

KERAGAMAN BAHASA INDONESIA

Keragaman Bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Hal ini bisa terjadi mengingat kondisi masyarakat Indonesia yang beragam dengan keanekaragaman bahasa yang dimiliki pula. Bahasa Indonesia yang menyebar luas dan dipakai oleh masyarakatnya terkadang mengalami penyesuaian oleh masayakat penuturnya akibat kondisi dan situasi yang dihadapi penuturnya. Semuanya mengalami penyesuaian seiring dengan tetap dipakainya bahasa daerah masing-masing. Inilah merupakan salah satu yang menyebabkan variasi berbahasa timbul yaitu akibat penyesuaian dengan kondisi dan lingkungan dimana si penutur hidup dan berinteraksi. Ragam bahasa yang bervariasi ini merupakan salah satu dari sejumlah variasi yang terdapat dalam pemakaian bahasa. Variasi ini muncul karena pemakai bahasa memerlukan alat komunikasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi.

Ragam bahasa dari segi keformalan

Menurut Martin Joos, Ragam bahasa dibagi menjadi lima macam gaya (ragam), yaitu:
  1. Ragam beku (frozen) adalah variasi bahasa yang paling formal, yang digunakan dalam situasi khidmat dan upacara resmi. Misalnya, dalam khotbah, undang-undang, akte notaris, sumpah, dsb.
  2. Ragam resmi (formal) adalah variasi bahasa yang digunakan dalam pidato kenegaraan, rapat dinas, ceramah, buku pelajaran, dsb.
  3. Ragam usaha (konsultatif) adalah variasi bahasa yang lazim digunakan pembicaraan biasa di sekolah, rapat-rapat, ataupun pembicaraan yang berorientasi kepada hasil atau produksi. Wujud ragam ini berada diantara ragam formal dan ragam informal atau santai.
  4. Ragam santai (casual) adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi untuk berbincang-bincang dangan keluarga atau teman pada waktu beristirahat, berolahraga, berekreasi, dsb. Ragam ini banyak menggunakan bentuk alegro, yakni bentuk ujaran yang dipendekkan.
  5. Ragam akrab (intimate) adalah variasi bahasa yang biasa digunakan oleh para penutur yang hubngannya sudah akrab, seperti antar anggota keluarga, atau teman karib. Ragam ini menggunakan bahasa yang tidak lengkap dengan artikulasi yang tidak jelas.
Ragam Bahasa dari segi sarana

Ragam bahasa dapat pula dilihat dari segi sarana atau jalur yang digunakan. Dalam hal ini dapat disebut adanya ragam lisan dan tulis. Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Ragam tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual. Ragam bahasa ini dipengaruhi oleh bentuk, pola kalimat dan tanda baca.Goeller (1980) mengungkapkan 3 karakteristik ragam bahasa tulis:
  1. Accuracy (akurat) yaitu kelogisan segala informasi atau gagasan yang dituliskan.
  2. Bravety (ringkas) yaitu pengungkapan gagasan yang ringkas, tidak menggunakan kata-kata mubazir dan berulang, serta seluruh kata yang digunakan dalam kalimat ada fungsinya.
  3. Clarity (jelas) yaitu tulisan mudah dipahami, penalaran jelas (alur pikirannya mudah diikuti oleh pembaca, dan tidak menimbulkan tafsir ganda.

Terdapat dua perbedaan mencolok yang dapat diamati antara ragam bahasa tulis dan lisan, yaitu:

Dari segi suasana/peristiwa
Jika menggunakan bahasa tulisan tentu saja orang yang diajak berbahasa tidak ada di hadapan kita. Oleh karena itu perlu ada kejelasan tentang fungsi gramatikal seperti subjek, predikat, objek dan hubungan antara setiap fungsi tersebut harus nyata dan jelas. Sedangkan dalam bahasa lisan pembicara langsung berhadapan dengan lawan bicaranya sehingga unsure gramatikal tersebut kadangkala dapat diabaikan.

Dari segi intonasi
Yang membedakannya adalah intonasi yaitu berkaitan dengan panjang pendek suara/tempo, tinggi rendah suara/nada, keras atau lembutnya tekanan yang sulit dilambangkan dalam ejaan dan tanda baca serta cara penulisan.

Contoh penggunaan ragam bahasa dalam berbagai bidang:
Ragam bahasa hukum
Ragam hukum di Indonesia memiliki cirri-ciri bahasa keilmuan (Moeliono 1974) yaitu :
  1. Lugas dan eksak
  2. Objektif dan menekan prasangka pribadi
  3. Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat, dan kategori yang diselidiki untuk menghindari kesimpangsiuran
  4. Tidak beremosi dan menjauhi tafsiran yang bersensasi
  5. Membakukan makna kata-katanya, ungkapannya dan gaya pemaparannya
Ragam bahasa jurnalistik
Bahasa jurnalistik adalah gaya bahasa yang digunakan wartawan dalam menuliskan berita dan disebut juga dengan bahasa komunikasi masa. Menurut Asep Syamsul M. Romli, bahasa yang biasa digunakan wartawan untuk menulis berita di media massa sifatnya :
  1. Komunikatif yaitu langsung menjamah materi atau ke pokok persoalan
  2. Spesifik yakni jelas atau mudah dipahami orang banyak, hemat kata, menghindarkan kata mubazir, menaati kaidah EYD dan kalimat-kalimatnya singkat.

Dengan mengetahui ragam bahasa dan variasi berbahasa kita dapat memahami adanya keragaman berbahasa di Indonesia. Hal ini hendaknya dijadikan sarana pembelajaran agar dapat berbahasa dengan baik dan benar serta mampu menggunakannya sesuai dengan situasi dan kondisi yang tepat

SUMBER :

http://techonly13.wordpress.com
http://azhararief.wordpress.com
http://wikipedia.com
http://joko1234.wordpress.com
http://www.rometea.com

Nama : Dimas Prayogo
NPM : 22112142
Kelas : 3 KB 05


Tidak ada yang dapat menyangkal, bahasa memiliki peran yang sangat penting. Bahasa menjadi alat yang paling efektif dalam setiap aktivitas komunikasi. Setiap manusia memerlukan bahasa agar dapat menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya. Dalam pemakaiannya, bahasa menjadi sangat beragam. Keragaman bahasa sangat bergantung pada kebutuhan dan tujuan komunikasi. Bahasa dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan.

Berikut ini adalah keunikan dan kelemahan bahasa indonesia dibanding dengan bahasa lain didunia :

Keunikan

  • Bahasa Indonesia dipelajari lebih dari 45 Negara di dunia
Bahasa merupakan hal yang sangat penting di dalam melakukan komunikasi. Suatu bangsa akan lebih dikenal, apabila, bahasa nasionalnya menjadi salah satu bahasa yang dipergunakan oleh bangsa lain di dunia.

Walaupun yang paling efektif merubah citra adalah merubah realitas, namun peran budaya dan bahasa Indonesia dalam diplomasi sangat krusial. Tingginya minat orang asing belajar bahasa dan budaya Indonesia harus disambut positif. Kalau perlu, Indonesia menambah Pusat Kebudayaan Indonesia di sejumlah negara, guna membangun saling pengertian dan perbaiki citra .

Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri Andri Hadi mengemukakan hal itu, ketika tampil pada pleno Kongres IX Bahasa Indonesia, yang membahas Bahasa Indonesia sebagai Media Diplomasi dalam Membangun Citra Indonesia di Dunia Internasional, Jakarta.

“Saat ini ada 45 negara yang ada mengajarkan bahasa Indonesia, seperti Australia, Amerika, Kanada, Vietnam, dan banyak negara lainnya,” katanya. Mengambil contoh, Australia, Andri Hadi menjelaskan, di Australia bahasa Indonesia menjadi bahasa populer keempat. Ada sekitar 500 sekolah mengajarkan bahasa Indonesia. Bahkan, anak-anak kelas 6 sekolah dasar ada yang bisa berbahasa Indonesia.

Untuk kepentingan diplomasi, dan menambah pengetahuan orang asing tentang bahasa Indonesia, menurut Dirjen Informasi dan Diplomasi Deplu ini, modul-modul bahasa Indonesia di internet perlu diadakan, sehingga orang bisa mengakses di mana saja dan kapan saja.

Di samping itu, keberadaan Pusat Kebudayaan Indonesia di sejumlah negara sangat membantu dan penting. Negara-negara asing gencar membangun pusat kebudayaannya, seperti China yang dalam tempo 2 tahun membangun lebih 100 pusat kebudayaan. Sedangkan bagi Indonesia, untuk menambah dan membangun Pusat Kebudayaan terkendala anggaran dan sumber daya manusia yang handal.

Dalam sesi pleno sebelumnya, Kepala Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Dendy Sugono yang berbicara tentang Politik Kebahasaan di Indonesia untuk Membentuk Insan Indonesia yang Cerdas Kompetitif di atas Fondasi Peradaban Bangsa, mengatakan, tuntutan dunia kerja masa depan memerlukan insan yang cerdas, kreatif/inovatif, dan berdaya saing, baik lokal, nasional, maupun global.

Untuk memenuhi keperluan itu, sangat diperlukan keseimbangan penguasaan bahasa ibu (bahasa daerah), bahasa Indonesia, dan bahasa asing untuk mereka yang berdaya saing global, tandasnya.

Dendy Sugono melukiskan, kebutuhan insan Indonesia cerdas kompetitif itu, untuk lokal meliputi kecerdasan spiritual, keterampilan, dan bahasa daerah . Untuk kebutuhan nasional meliputi kecerdasan emosional, kecakapan, dan bahasa Indonesia. Sedangkan untuk global, dibutuhkan kecerdasan intelektual, keunggulan, dan bahasa asing.

Artinya, orang Indonesia sudah bisa mempergunakan bahasa Indonesia di 45 negara tersebut. 
Sumber : http://www.taukahkamu.com

  • Dijadikan Bahasa Resmi Ke-2 di Vietnam
Pemerintah Daerah Ho Chi Minh City, Vietnam, mengumumkan Bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua secara resmi Demikian Konsul Jenderal RI di Ho Chi Minh City

“Bahasa Indonesia sejajar dengan Bahasa Inggris, Prancis dan Jepang sebagai bahasa kedua yang diprioritaskan,” ujarnya. Guna mengembangkan dan memperlancar studi Bahasa Indonesia, pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia di kota itu membantu berbagai sarana yang diperlukan beberapa universitas, kata Irdamis.


Sarana yang dibantu antara lain peralatan komputer, alat peraga, bantuan dosen dan bantuan keuangan bagi setiap kegiatan yang berkaitan dengan upaya promosi Bahasa Indonesia di wilayah kerja universitas masing-masing.
Perguruan tinggi itu juga mengadakan lomba pidato dalam Bahasa Indonesia, lomba esei tentang Indonesia dan pameran kebudayaan. Universitas Hong Bang, Universitas Nasional HCMC dan Universitas Sosial dan Humaniora membuka studi Bahasa Indonesia.

“Jumlah mahasiswa yang terdaftar sampai Nopember 2008 sebanyak 63 orang dan menurut universitas-universitas itu, minat untuk mempelajari Bahasa Indonesia cenderung meningkat,” kata Irdamis.

Ia berpendapat sebagian pemuda Vietnam melihat adanya keperluan untuk mempelajari Bahasa Indonesia, mengingat kemungkinan meningkatnya hubungan bilateral kedua negara yang berpenduduk terbesar di ASEAN di masa depan.
sumber : http://leemain.blogspot.com/2010/06/bahasa-indonesia-menjadi-bahasa-resmi.html

  • Wikipedia bahasa Indonesia yang menduduki peringkat ke 26 di dunia dan Terbesar Ketiga di Asia
Menulis ensiklopedia bebas di internet semakin digemari masyarakat Indonesia. Bahkan ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia, Wikipedia Indonesia, telah menjadi ensiklopedia elektronik terbesar ketiga setelah Wikipedia berbahasa Jepang dan Mandarin. “Wikipedia Indonesia kini berada di peringkat 26 dari 250 Wikipedia berbahasa asing di dunia.
sumber : wikipedia
  • Bahasa Indonesia bahasa ketiga yang paling banyak digunakan pada wordpress
Posisi pengguna asal Indonesia di industri digital dunia semakin meningkat. Ini terlihat dari posisi bahasa Indonesia dalam layanan WordPress yang menempati peringkat ketiga, setelah Inggris dan Spanyol, sebagai bahasa yang paling banyak digunakan.

Menurut catatan Chief Executive Officer Matt Mullenweg, kira-kira 200 juta laman WordPress berbahasa Indonesia dibuka tiap bulan. Dan ada sekitar 1,7 juta blog berbahasa Indonesia di WordPress.

"Jadi pertumbuhannya sangat positif," katanya dalam kunjungannya ke Jakarta baru-baru ini. Selain mengunjungi Jakarta, dia juga menyambangi Korea Selatan, Singapura, Jepang, Filipina, dan Australia.

Lewat perjalanan bisnis ini, dia berharap bisa lebih memahami keberagaman kultur, mengenal lebih dekat para pengguna WordPress, dan mengembangkan rencana kerja perusahaan sambil merekrut lebih banyak tenaga kerja, khususnya dalam bidang layanan pelanggan dan promosi.

Saat ini WordPress tidak bisa diakses di Cina karena terkena blok pemerintah setempat. Sebab, ada aturan yang mengharuskan perusahaan melakukan penyensoran terhadap isi yang tidak disetujui pemerintah di sana.

Ihwal pengembangan bisnis, menurut Mullenweg, perusahaannya saat ini baru menggunakan dana sekitar US$ 12 juta (sekitar Rp 132 miliar). Baru-baru ini mereka mendapatkan tambahan modal sekitar US$ 160 juta (sekitar Rp 176 miliar) dari induk perusahaan, yaitu Automattic.

Sekitar 90 persen dana akan digunakan untuk pengembangan fitur dan infrastruktur layanan WordPress.
sumber : http://www.tempo.co/read/news/2014/06/04/072582330/Bahasa-Indonesia-Terpopuler-Ketiga-di-WordPress
  • Bahasa dan Musik Indonesia dikirim ke luar angkasa 
Lagu baru will.i.am- Reach For The Stars,diputar pertama kal di Planet Mars.

Itulah salah satu topik yang menarik di industri musik, bagaimana tidak sebuah lagu yang notabenenya diciptakan manusia untuk penikmat musik bumi, ternyata malah di premiere kan di planet Mars.

Bangga? Sudah pasti penyanyi berkulit hitam tersebut berbangga diri, toh lagunya bisa berhasil di premiere kan di dunia "lain", lalu Indonesia kapan? Pertanyaan itu sederhana untuk dijawab, will.i.am mungkin berbangga diri di planet Mars, tapi Indonesia lebih hebat lagi, lagu serta Bahasa Indonesia bahkan diputar di luar angkasa, yang notabenenya memiliki jangkaun lebih luas.

Puspawarna (Bahasa Jawa: "bermacam-macam bunga"), adalah lagu Indonesia yang diputar di luar angkasa lewat satelit Voyager di tahun 1977.

Bukan hanya lagu Indonesia tapi terdapat juga lagu-lagu dari berbagai negara termasuk Papua Nugini yang juga di perdengarkan di luar angkasa. Jadi Indonesia harus berbangga diri karena lagu dan bahasanya dikirim ke luar angkasa.

Salam,
sumber : http://www.tribunnews.com/tribunners/2012/09/02/lagu-indonesia-yang-mengudara-pertama-kali-di-luar-angkasa

Kelemahan

  • Dikalangan remaja banyak sekali penyimpangan bahasa indonesia.
Remaja dewasa ini banyak sekali mempergunakan bahasa indonesia dengan mencampurnya dengan istilah-istilah gaul jaman sekarang. Banyak sekali bahasa-bahasa baru bermunculan akibat penyimpangan bahasa indonesia tadi. Contohnya Bahasa Alay, Bahasa Gahol, dll. 

  • Sangat banyaknya keragaman bahasa yang ada di Indonesia mampu menggeser bahasa nasioanal yaitu bahasa daerah.
  • Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sulit di pelajari karena banyaknya aturan-aturan yang ada pada bahasa Indonesia.

Nama : Dimas Prayogo
NPM : 22112142
Kelas : 3 KB 05

Soal :

1. Jelaskan peran dan fungsi Bahasa Indonesia !
2. Fenomena Bahasa Indonesia dikalangan dunia pendidikan ?

Jawaban :

1.

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, antara lain, bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah. Selain itu, di dalam Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pasal khusus (Bab XV, Pasal 36) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Dengan demikian ada dua macam kedudukan bahasa Indonesia. Pertama, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional, sesuai dengan Sumpah Pemuda 1928, dan kedua bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa negara, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam tulisan ilmiah, bahasa sering diartikan sebagai tulisan yang mengungkapkan buah pikiran sebagai hasil dari pengamatan, tinjauan, penelitian yang seksama dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu, menurut metode tertentu, dengan sistematika penulisan tertentu, serta isi, fakta, dan kebenarannya dapat dibuktikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Bentuk-bentuk karangan ilmiah identik dengan jenis karangan ilmiah, yaitu makalah, laporan praktik kerja, kertas kerja, skripsi, tesis, dan disertasi.

Dalam penulisan ilmiah, bahasa merupakan hal yang terpenting. Untuk itu kita harus sebaik mungkin menggunakannya. Antara lain :

  • Dalam hal penggunaan ejaan. Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulismenulis yang distandarisasikan; yang meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.
  • Dalam hal penulisan kata. Baik kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, kata ganti, kata depan, kata sandang, maupun gabungan kata.
  • Dalam penggunaan partikel lah, kah, tah, pun. Partikel lah, kah, tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Pergilah sekarang! Sedangkan partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh: Jika engkau pergi, aku pun akan pergi. Kata-kata yang sudah dianggap padu ditulis serangkai, seperti andaipun, ataupun, bagaimanapun, kalaupun, walaupun, meskipun, sekalipun.
  • Dalam hal pemakaian Ragam Bahasa. Berdasarkan pemakaiannya, bahasa memiliki bermacam-macam ragam sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta lingkungannya. Ragam bahasa pada pokoknya terdiri atas ragam lisan dan ragam tulis. Ragam lisan terdiri atas ragam lisan baku dan ragam lisan takbaku; ragam tulis terdiri atas ragam tulis baku dan ragam tulis takbaku.
  • Dalam penulisan Singkatan dan Akronim.Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan jabatan atau pangkat diikuti tanda titik. Contoh: Muh. Yamin, S.H. (Sarjana Hukum ). Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Contoh: dll. hlm. sda. Yth. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik. Contoh: DPR GBHN KTP PT. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Contoh: ABRI LAN IKIP SIM. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh: Akabri Bappenas Iwapi Kowani.
  • Dalam penulisan Angka dan Lambang Bilangan. Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut. Contoh: Abad XX dikenal sebagai abad teknologi.
Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang dipakai berturut-turut. Contoh: Ada sekitar lima puluh calon mahasiswa yang tidak diterima diperguruan tinggi itu.

Dalam pemakaian tanda baca. Pemakaian tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik dua (:), tanda titik koma (,), tanda hubung, (-) tanda pisah (_), tanda petik (“), tanda garis miring, (/) dan tanda penyingkat atau aprostop (‘). Dalam pemakaian imbuhan, awalan, dan akhiran.


Dalam penulisan ilmiah, selain harus memperhatikan faktor kebahasaan, kita pun harus mempertimbangkan berbagai faktor di luar kebahasaan. Faktor tersebut sangat berpengaruh pada penggunaan kata karena kata merupakan tempat menampung ide. Dalam kaitan ini, kita harus memperhatikan ketepatan kata yang mengandung gagasan atau ide yang kita sampaikan, kemudian kesesuaian kata dengan situasi bicara dan kondisi pendengar atau pembaca.

Sumber : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/10/peranan-dan-fungsi-bahasa-indonesia/

2. 

Sampai 28 Oktober tahun 2006 ini, sudah 78 tahun usia bahasa Indonesia sejak pertama kali disebut secara resmi pada Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928. Kurun waktu yang tidak dapat dikatakan sebentar, tetapi tidak juga terlalu tua. Dalam rentang waktu tersebut, berbagai peristiwa berkaitan dengan bahasa Indonesia terjadi. Kongres bahasa Indonesia, berbagai ejaan yang muncul sejak Ejaan van Ophuysen sampai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, seminar-seminar, penelitian-penelitian, dan secara legal formal adalah ditetapkannya bahasa Indonesia secara resmi sebagai bahasa nasional dan bahasa negara dalam bab XV pasal 36 Undang-undang Dasar 1945. 

Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai bahasa resmi negara, bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, alat perhubungan pada tingkat nasional bagi kepentingan menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan, dan alat pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, seni, serta teknologi modern. Fungsi-fungsi ini tentu saja harus dijalankan secara tepat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Fungsi bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan lembaga-lembaga pendidikan seperti telah disebutkan di atas adalah sebagai bahasa pengantar. Jadi, dalam kegiatan/proses belajar-mengajar bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Berkaitan dengan hal ini, saat ini muncul fenomena menarik dengan adanya Sekolah Nasional Berstandar Internasional (SNBI). 

Kekhawatiran sebagaian orang terhadap keberadaan bahasa Indonesia dalam SNBI muncul karena bahasa pengantar yang digunakan dalam beberapa mata pelajaran adalah bahasa asing. Padahal kalau kembali ke fungsi bahasa Indonesia, salah satunya adalah bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan. Kekhawatiran seperti tersebut di atas, menurut hemat penulis sah-sah saja. Apalagi kalau kita amati penggunaan bahasa Indonesia oleh para penuturnya. Dalam berbahasa Indonesia sebagaian penutur kurang mampu berbahasa Indonesia secara baik dan benar. Dalam suasana yang bersifat resmi, mereka menggunakan kata-kata/bahasa yang biasa digunakan dalam suasana takresmi/kehidupan sehari-hari. Padahal, seperti kita ketahui bahwa berbahasa Indonesia secara baik dan benar adalah berbahasa Indonesia sesuai dengan suasana/situasinya dan kaidah-kaidan kebahasaan. 

Hal tersebut di atas, mungkin karena sikap negatif terhadap bahasa yang digunakan. Mereka berbahasa Indonesia tanpa mempertimbangkan tepat tidaknya ragam bahasa yang digunakan. Yang terpenting adalah sudah menyampaikan informasi kepada orang lain. Perkara orang lain tahu atau tidak terhadap apa yang disampaikan mereka tidak ambil pusing. Padahal, salah satu syarat utama supaya komunikasi berjalan dengan lancar adalah keterpahaman orang lain/mitra tutur terhadap informasi yang disampaikan. Selain itu, tidak pada tempatnya dalam suasana yang bersifat resmi seseorang menggunakan kata/kalimat/bahasa yang biasa digunakan dalam suasana takresmi. 

Untuk itu, sudah selayaknyalah kalau semua orang/warga negara Indonesia mempunyai sikap positif terhadap bahasa yang mereka gunakan. Dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia baik penutur maupun mitra tutur haruslah mempertimbangkan tepat tidaknya ragam bahasa yang digunakan. Kita sebagai warga negara Indonesia harus mempunyai sikap seperti itu karena siapa lagi yang harus menghargai bahasa Indonesia selain warga negaranya. Kalau kita ingin bahasa Indonesia nantinya bisa menjadi salah satu bahasa internasional kita juga harus menghargai, ikut merasa bangga, merasa memiliki, sehingga kita punya jatidiri. Kita, sebagai bangsa Indonesia harus bersyukur, bangga, dan beruntung karena memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. 

Munculnya Sekolah Nasional Berstandar Internasional (SNBI) tidak perlu memunculkan kekhawatiran akan hilangnya bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan. Hal ini karena ternyata penggunaan bahasa asing sebagai pengantar ternyata tidak diterapkan pada semua mata pelajaran. Penggunaan bahasa asing sebagai bahasa pengantar di SNBI hanya diterapkan pada beberapa mata pelajaran.

Memang, intensitas penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar-mengajar menjadi berkurang. Hal itu bisa disiasati dengan lebih mengefektifkan proses pembelajaran bahasa Indonesia dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran lebih banyak diarahkan kepada hal-hal yang bersifat terapan praktis bukan hal-hal yang bersifat teoretis. Siswa lebih banyak dikondisikan pada pemakaian bahasa yang aplikatif tetapi sesuai dengan aturan berbahasa Indonesia secara baik dan benar. Pengkondisian pada hal-hal yang bersifat terapan praktis bukan berarti menghilangkan hal-hal yang bersifat teoretis. Hal-hal yang bersifat teoretis tetap disampaikan tetapi porsinya tidak begitu besar. Dengan pengkondisian seperti itu, siswa menjadi terbiasa mempergunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Dalam suasana resmi mereka menggunakan bahasa resmi dan dalam suasana takresmi mereka menggunakan bahasa takresmi. Selain itu, mereka menjadi terbiasa menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan.
   
Oleh : Drs. Mujid Farihul Amin, M.Pd.
Sumber : http://staff.undip.ac.id/sastra/mujid/2009/02/26/bahasa-indonesia-bahasa-pengantar-dunia-pendidikan/



Soal :
 
  1. Merancang percobaan untuk menguji sifat-sifat (i) memori memori jangka pendek (ii) jangka panjang, dengan menggunakan percobaan yang dijelaskan dalam bab ini untuk membantu Anda. Cobalah percobaan Anda pada teman Anda. Apakah hasil Anda konsisten dengan sifat-sifat yang dijelaskan dalam bab ini?
  2. Amati operator terampil dan pemula dalam domain akrab: misalnya, menyentuh dan 'berburu-dan-mematuk' juru ketik, ahli dan pemain game pemula, atau ahli dan pengguna pemula dari sebuah aplikasi komputer. Perbedaan apa yang dapat Anda membedakan antara perilaku mereka?
  3. Dari apa yang telah Anda pelajari tentang psikologi kognitif, menyusun pedoman yang tepat untuk digunakan oleh desainer antarmuka. Anda mungkin menemukan itu berguna untuk kelompok ini di bawah judul utama: misalnya, persepsi visual, memori, pemecahan masalah, dll, meskipun beberapa mungkin tumpang tindih pengelompokan tersebut.
Jawaban :
 
  1. Tujuan dari latihan ini adalah untuk mendapatkan siswa untuk berpikir tentang desain eksperimental . Percobaan dirancang secara efektif dapat menjadi mengulangi dari aslinya . Bab 11 dapat digunakan untuk referensi pada desain eksperimental .

    ( i ) memori jangka pendek ( STM )

    Siswa harus terlebih dahulu memilih aspek untuk menyelidiki : misalnya , rentang digit , efek kebaruan , pembusukan .
    Contoh solusi : STM pembusukan

    subyek
        idealnya dipilih untuk mewakili populasi , lebih mungkin sarjana siswa ( mencoba untuk mendapatkan berbagai mata pelajaran akademik ) .
        Ukuran sampel : 10 +

    percobaan
        membagi subjek menjadi dua kelompok . Setiap daftar studi subjek 15-20 kata ( bisa mencoba dengan kedua kata omong kosong dan kata-kata yang sebenarnya untuk melihat perbedaan ) . Subjek harus mengingat daftar (a ) segera atau ( b ) setelah 20 detik delay . Mengukur jumlah ( atau persentase ) dari kata-kata yang diingat dengan benar .

        A - dalam kelompok desain dapat digunakan untuk menghindari bias individu atau variasi kelompok ( asalkan daftar yang berbeda digunakan untuk setiap upaya ) .

        variabel independen - keterlambatan dalam recall
        variabel dependen - nomor benar ingat .

    Group ( b ) harus diberikan tugas yang harus dilakukan selama periode penundaan untuk menghindari latihan . Jika memungkinkan tugas ini harus menempati saluran yang berbeda untuk meminimalkan gangguan, misalnya tugas pengakuan visual.

    hipotesa
        Mereka yang ( b ) akan melakukan lebih buruk daripada mereka yang ( a) sejak STM akan membusuk .

    analisa
        grafik untuk melihat kerusakan .
        uji T

    ( ii ) memori jangka panjang ( LTM )

    Siswa harus terlebih dahulu memilih aspek untuk menyelidiki : misalnya , total waktu hipotesis atau distribusi efek latihan .
    Contoh solusi : distribusi efek latihan

    subyek
        seperti di atas . Seharusnya tidak memiliki pengalaman sebelumnya dari keterampilan yang harus dipelajari .

    percobaan
        membagi subyek menjadi 3 kelompok . Setiap subjek harus belajar keterampilan ( misalnya steno atau mengetik - harus dapat diukur ) . Grup A belajar selama 1 jam seminggu selama 6 minggu . Grup B belajar selama 2 jam seminggu selama 3 minggu . Grup C belajar selama 3 jam seminggu selama 2 minggu .

        Setelah pelatihan setiap kelompok selesai mata pelajaran yang diuji dan jumlah kesalahan yang dibuat dicatat .

        Antara - kelompok desain .

        variabel bebas - gaya belajar
        variabel dependen - akurasi

    hipotesa
        Grup A akan menjadi yang terbaik (karena distribusi efek latihan )

    analisa
        ANOVA

    ( NB Ini tidak mudah untuk menjalankan tetapi bisa dilakukan dengan kerjasama dari teman )
  2. Ini adalah latihan dalam observasi.
         Mahasiswa harus berpikir tentang akuisisi keterampilan, proceduralization, chunking, dll
         Apakah ada bukti tentang hal ini dalam praktek?
         Bagaimana kelompok-kelompok berbeda (kecepatan, kesalahan, gaya, strategi)?
         Apakah perbedaan menunjukkan tingkat keahlian yang berbeda?
  3. Pedoman hanya apa yang mereka katakan : pedoman . Mereka menyediakan sebuah tampilan yang konsisten dan merasa untuk antarmuka , serta berusaha untuk mengecualikan kesalahan lebih jelas yang dapat dibuat dari perspektif psikologis . Namun, ada saat-saat ketika kendala tersebut harus dipecah ; untuk perangkat interaksi baru , misalnya, atau untuk menciptakan gaya yang unik dari produk .

    Karena itu , tidak ada satu jawaban yang benar untuk pertanyaan ini : beberapa akan lebih kognitif ramah daripada yang lain , itu saja . Pedoman dapat berkisar dari jenis prinsip umum yang ditunjukkan di bawah ke informasi yang sangat rinci tentang apa yang masing-masing komponen di layar akan terlihat dan berperilaku seperti .

    Beberapa contoh pedoman dengan yayasan kognitif padat ditunjukkan di bawah ini - ini bukan set lengkap dengan cara apapun .

       Warna : tidak menunjukkan detail dengan warna biru . Ingat user tertentu dapat membingungkan hijau dan merah . Ingat harapan sosial warna ( misalnya , dalam budaya Barat , merah - berhenti , bahaya , panas , biru - dingin; green - pergi ) .

        Teks : jangan menggunakan huruf kapital semua dalam teks . Gunakan font serif untuk blok besar teks . Karakter gelap pada layar ringan dibaca lebih akurat dan lebih disukai .

        Fungsi : membatasi jumlah hal yang harus diingat sampai 7 , dan sebaiknya ke 5 hal Grup sesuai dengan fungsinya . .

        Pemecahan masalah : menggunakan analogi dan metafora untuk membantu pembelajaran dan kinerja .

    Latihan ini harus mendorong siswa untuk melihat ke dalam literatur tentang faktor manusia , psikologi kognitif dan fisiologi manusia , dan datang dengan beberapa bukti kuat tentang keterbatasan manusia . Hal ini kemudian dapat digunakan untuk memberikan panduan informasi . Hasil latihan serupa juga bisa dilihat di beberapa Pedoman Contoh yang dihasilkan oleh siswa .

Mind Map Manajemen Proyek dan Resiko

Diposting oleh Unknown Selasa, 14 Januari 2014 0 komentar

MIND MAP BAB 2 KONTEKS MANAJEMEN PROYEK


Setelah mempelajari bab 2 yang berjudul kontek manajemen proyek, saya telah menarik kesimpulan dari bab tsb, yaitu :

Proyek dan manajemen proyek beroperasi dalam lingkungan yang lebih luas daripada proyek itu sendiri. Tim manajemen proyek harus memahami hal konteks ini lebih luas ,pengaturan kegiatan sehari-hari dari proyek ini diperlukan tetapi tidak cukup untuk berhasil. Bab ini menjelaskan aspek-aspek kunci dari konteks manajemen proyek. Topik  yang termasuk di sini adalah:
  1. Tahapan Proyek dan Proyek Life Cycle
  2. Pemegang Kepentingan Proyek
  3. Pengaruh Organisasi
  4. Kunci Keterampilan Manajemen Umum
  5. Pengaruh Sosial Ekonomi-Lingkungan

1. PROYEK DAN TAHAPAN PROYEK SIKLUS HIDUP

Karena proyek bisnis yang unik, mereka melibatkan tingkat ketidakpastian. Organisasi yang melaksanakan proyek-proyek biasanya akan membagi setiap proyek menjadi beberapa tahapan proyek untuk meningkatkan kontrol dari organisasi tersebut. Secara kolektif, tahapan proyek ini dikenal sebagai siklus hidup proyek.

2. PEMEGANG KEPENTINGAN PROYEK

Pemegang kepentingan proyek adalah individu dan organisasi yang secara aktif terlibat dalam proyek, atau mungkin positif atau negatif terkena dampak yang kepentingannya sebagai akibat dari pelaksanaan proyek atau penyelesaian proyek, mereka juga dapat memberikan pengaruh atas proyek dan hasil-hasilnya. Tim manajemen proyek harus mengidentifikasi stakeholder, menentukan kebutuhan mereka, dan kemudian mengelola dan mempengaruhi persyaratan untuk memastikan proyek yang sukses.

3. PENGARUH ORGANISASI

Proyek biasanya bagian dari organisasi yang lebih besar dari proyek-korporasi-tions, instansi pemerintah, lembaga layanan kesehatan, badan-badan internasional, asosiasi professional, dan lain-lain. Bahkan ketika proyek ini adalah organisasi (usaha patungan, kemitraan), proyek ini masih akan dipengaruhi oleh organisasi-tion atau organisasi yang mengaturnya. Jatuh tempo dari organisasi sehubungan dengan sistemnya manajemen proyek, budaya, gaya, struktur organisasi, dan kantor manajemen proyek juga dapat mempengaruhi proyek. Bagian berikut menjelaskan aspek-aspek kunci dari struktur organisasi yang lebih besar yang mungkin mempengaruhi proyek.

4. KUNCI UMUM KETERAMPILAN MANEJEMEN

Keterampilan dalam manajemen umum memberikan banyak landasan untuk membangun keterampilan dalam memanajemen proyek. Mereka sering menjadi bagian yang penting bagi seorang manajer proyek. Di dalam suatu proyek, keterampilan memenejemen umum masih sangat mungkin diperlukan. Bagian ini menjelaskan bahwa kunci umum keterampilan manejemen cenderung mempengaruhi sebagian besar proyek yang sedang dikerjakan.


5. PENGARUH SOSIAL-EKONOMI-LINGKUNGAN

Seperti manajemen umum, pengaruh sosial ekonomi mencakup berbagai topik dan isu-isu.  Tim manajemen proyek harus memahami bahwa kondisi saat ini dan tren di daerah ini mungkin memiliki efek yang besar pada proyek yang akan dilakukan. Perubahan kecil disuatu tempat dapat mempengaruhi keadaan lingkungan suatu daerah yang dapat mengakibatkan pergolakan terhadap lingkungan sosial tersebut dan bisa memperpanjang waktu suatu proyek